Saat ini, dunia konstruksi sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat, dan salah satu contoh bukti kerjanya adalah dengan hadirnya struktur bangunan tinggi, atau yang biasa dikenal juga dengan sebutan gedung pencakar langit. Istilah gedung pencakar langit adalah sebuah metafora, yang mendeskripsikan betapa tingginya bangunan tersebut.
Kini, sudah banyak bangunan tinggi di Indonesia, terlebih di daerah perkotaan. Ada banyak sekali pihak yang berlomba-lomba membangun gedung pencakar langit dengan berbagai macam motif. Mulai dari motif sebagai entitas bisnis, atau bahkan hanya sekedar pamer. Dan memang tidak bisa dipungkiri, bahwa dengan membangun bangunan yang tinggi menjulang ke atas adalah sebuah solusi untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan yang terbatas.
Mungkin kebanyakan dari kita bertanya-tanya, bagaimana sebuah bangunan yang menjulang tinggi bisa berdiri dengan kokoh meskipun bangunan tersebut sudah berusia puluhan tahun?
Struktur Bangunan Tinggi
Sekarang ini, gedung bertingkat sudah menjadi satu hal yang lumrah bagi kebanyakan orang di Indonesia. Bagaimana tidak, kini mudah sekali untuk menemukan gedung bertingkat di sekitar kita. Dengan seiring semakin sedikitnya lahan yang ada di kota-kota besar seperti Jakarta, maka kemunculan gedung bertingkat juga akan semakin banyak.
Secara garis besar, struktur bangunan tinggi adalah bangunan yang mempunyai banyak lantai, sehingga penghuni bangunan tersebut perlu menggunakan lift untuk mencapai lantai yang ingin dituju.
Gedung bertingkat dibangun dengan menggunakan rangka struktur baja dan ditutup dengan eksterior kaca. Faktor terpenting ketika mendesain bangunan tinggi yaitu adalah dengan memperhatikan kebutuhan bangunan untuk menahan gaya lateral yang bisa ditimbulkan oleh potensi gempa maupun angin.
Karena itu, kebanyakan bangunan tinggi mempunyai struktur rangka yang terbuat dari beton ataupun baja.
Tipe-Tipe Struktur Bangunan Tinggi
Sangat penting bagi setiap bangunan tinggi untuk mempunyai kerangka struktural atau sistem struktur. Apa itu? Yaitu kumpulan material yang saling berhubungan dan saling bergantung untuk membentuk struktur yang kompleks. Tentunya Anda tidak mau bangunan tinggi yang rentan roboh bukan? Karena itu, kerangka struktural ini dirancang serta dibangun untuk menahan beban yang berbeda-beda.
Berikut lebih lengkap mengenai tipe struktur bangunan tinggi.
1. Struktur Braced Frame
Struktur Braced Frame banyak diaplikasikan pada konstruksi baja dan juga cocok untuk bangunan bertingkat yang berada di ketinggian rendah sampai menengah. Kelebihan struktur ini bisa diulang hingga ketinggian bangunan. Kekurangannya adalah bisa menghambat perencanaan internal dan mempengaruhi lokasi jendela dan pintu.
2. Struktur Rangka Kaku
Dalam tipe struktur ini, kolom dan balok dibuat secara monolitik guna menahan beban. Sistem Rigid Frame atau rangka kaku sangat cocok untuk bangunan bertingkat dengan beton bertulang. Elemen struktur ini bisa menahan gaya geser, kelenturan, dan beban aksial.
3. Struktur Wall Frame
Struktur ini terbentuk dari bingkai dan dinding yang berhubungan secara horizontal yang menciptakan struktur yang lebih kaku dan lebih kuat. Struktur ini bisa dijumpai di tangga, poros elevator, dan di sekeliling bangunan.
4. Struktur Shear Wall
Struktur ini sangat cocok untuk menguatkan bangunan tinggi, baik struktur baja ataupun beton bertulang, karena struktur ini mempunyai kekuatan serta kekakuan bidang yang besar.
5. Struktur Core and Outrigger
Struktur Core and Outrigger merupakan struktur horizontal kaku yang dibuat untuk menaikkan kekuatan serta kekakuan. Sistem struktur ini cocok diaplikasikan untuk bangunan yang memiliki hingga 70 lantai, dan juga bisa digunakan pada bangunan yang lebih tinggi lagi.
6. Struktur Infilled Frame
Struktur rangka yang terisi dan terdiri dari kolom serta kerangka balok yang sebagian isinya diisi dengan beton bertulang, pasangan bata, maupun dinding balok. Struktur ini bisa digunakan untuk bangunan yang memiliki hingga 30 lantai.
7. Flat Plate and Flat Slab Structural System
Struktur ini merupakan jenis pelat dua arah yang langsung terhubung ke kolom tanpa menggunakan balok, dan cocok digunakan untuk bangunan yang terdiri dari 25 lantai. Struktur ini bisa mengurangi waktu pengerjaan konstruksi dan ketinggian struktur.
8. Struktur Tabung
Struktur ini mencakup kolom eksterior dan balok yang menghasilkan bingkai kaku. Sedangkan, bagian interior struktur ini adalah kerangka sederhana yang dibuat untuk mendukung beban gravitasi. Struktur ini cocok diaplikasikan untuk bangunan yang memiliki hingga 60 lantai.
Struktur Bangunan Tinggi di Indonesia
Di dunia ini, ada sangat banyak bangunan tinggi yang dibuat oleh berbagai negara, seperti Tokyo Skytree di Jepang, Burj Khalifa di Uni Emirat Arab, Shanghai Tower di China, dan masih banyak bangunan tinggi lainnya di belahan negara yang lain.
Jangan salah, di Indonesia juga terdapat beberapa bangunan pencakar langit, di antaranya:
- Autograph Tower Thamrin Nine dengan tinggi 382,9 meter.
- Gama Tower dengan tinggi 285,5 meter.
- Treasury Tower dengan tinggi 279,5 meter.
- Wisma 46 dengan tinggi 262 meter.
- Menara Astra dengan tinggi 261,5 meter.
Dan masih ada banyak lagi bangunan atau gedung pencakar lainnya di Indonesia, seperti Sahid Sudirman Centre, Sinarmas MSIG Tower, World Capital Tower, Pakubuwono Signature, dan lain-lain.
Kesimpulan
Kemudian pertanyaannya, apakah bangunan tinggi perlu pengujian? Bangunan tinggi tentunya perlu dilakukan pengujian. Para pemilik bangunan tinggi yang memiliki banyak lantai dibangunannya, harus betul-betul memastikan untuk melakukan audit struktur terhadap bangunannya. Hal ini sangat penting dilakukan, supaya kemungkinan kerusakan pada struktur bangunan bisa teridentifikasi sedini mungkin dan tidak membahayakan para penghuninya.
Apabila saat ini Anda sedang membutuhkan jasa audit struktur bangunan, Anda bisa mempercayakan pekerjaan tersebut pada kami. Kenapa kami? Kami sudah dipercayakan untuk mengerjakan lebih dari ribuan Jobs Assessment dan Audit Struktur baik di dalam maupun di luar negeri, dan kami memiliki sertifikasi ISO 9001 Certified by TUV SUD. Hubungi kami.